Kamis, 28 Februari 2013

Pembaruan Pemikiran Islam



    Pembaruan Pemikiran Islam
“Pembaruan” memiliki arti memperbaiki supaya menjadi baru, atau mengganti yang baru. Dalam kajian Islam, pembaruan pemikiran adalah pikiran, aliran, gerakan dan usaha untuk mengubah pemahaman lama mengenai agama, institusi-institusi lama, dan sebagainya untuk disesuaikan dengan sesuana baru yang ditimbulkan ilmu pengetahuan modern.
            Gagasan “pembaruan pemikiran” dalam Islam mengarah pada pemikiran atau penafsiran para ulama terdahulu mengenai ayat-ayat al-qur’an dan hadits, bukan pembaruan pada al-qur’an dan hadits itu sendiri.
Relevansinya Bagi Pembangunan di Indonesia adalah:
  • Pentingnya pemahaman agama yang lebih rasional. Dalam hal ini para pembaru Islam menekankan dengan kuat agar umat Islam tidak terjebak dan mengikuti taqlid buta terhadap pendahulu terkait pemahaman agama.
  • Pembaruan pemikiran Islam menawarkan kesadaran pluralistic (keberagaman pendapat, pemahaman, etnik, dan agama) secara tulus.
  • Pembaruan pemikiran Islam menekankan dengan kuat dinamika manusia, tidak menyerah pada nasib (taqdir) melainkan manusia mempunyai peran besar dalam kehidupannya.
  • Pembaruan pemikiran Islam menekankan dengan kuat penguasaan ilmu dan teknologi, bahkan menganjurkan pengadopsian secara selektif atau peminjaman prestasi keilmuan dari berbagai bangsa di dunia tanpa dibatasi oleh negara, agama, dan etnis.
  • Apa yang dilakukan para pembaru dengan “perampingan taqlid”, pemahaman rasional, dan kesadaran pluralistic adalah merupakan upaya untuk meraih kemajuan bersama al-qur’an dan hadits. Artinya, gagasan pembaruan itu memiliki akar teologis yang jelas dalam kitab suci agama.
Intelektual Rabbani Indonesia
Kata Intelektual merupakan berasal dari kata asing intelligence atau intellect yang dipakai untuk menjelaskan kekuatan pikiran yang ada dalam diri manusia. Dalam perspektif filsafat, manusia mempunyai dua kekuatan. Pertama, intelektual yaitu suatu kepribadian menalar, meneliti, mengkritik, membuat pemecahan masalah dan sebagainya. Kedua, hati nurani yaitu kepribadian merasa, merasakan kebahagiaan, penderitaan, kegembiraan, kesedihan, keinginan, keterbatasan, ketakutan dan keyakinan.

Sedangkan istilah rabbaniyyah (orang-orang yang berketuhanan) terdapat pada al-qur’an. Orang-orang adalah orang yang mempunyai semangat ketuhanan dalam setiap tindakan pada hidupnya atau semangat berketuhanan yang merupakan inti dari semua ajaran Nabi dan Rasul Allah SWT.

Jadi Intelektual Rabbani adalah orang-orang terpelajar yang memfungsikan akalnya dalam memikirkan, menganalisa, merenungkan fenomena alam, serta dalam mencari pemecahan masalah yang dihadapinya dan masyarakat dan tetep berketuhanan.

Empat landasan berpikir yang seharusnya dimiliki intelektual Rabbani:
  • Sikap Ilmiah dan Objektif
  • Sikap Tauhid
  • Sikap Khilafah
  • Sikap Tanggung Jawab Moral
Paling tidak ada tiga landasan aksi yang dimiliki oleh Inteltual Rabbani yaitu:
  • Kebebasan menetapkan keputusan demi masa depannya yang lebih baik.
  • Kebebasan berfikir.
  • Menegakan Zikir.

Intelektual Rabbani di Indonesia dikenal dengan nama cendekiawan muslim. Bahkan wadah yang digunakan di Indonesia dalam sebutan organisasi yaitu ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia). 
Setidaknya ada tiga alasan yang melatar belakangi pembicaraan Intelektual Rabbani yaitu:
  • Kenyataan sejarah bahwa intelektual menempati posisi yang sangat straregis dalam perkembangan setiap bangsa, terutama dalam sains dan tekhnologi yang berhasil melakukan gerakan perubahan.
  • Kenyataan sejarah bahwa mayoritas penduduk bangsa Indonesia beragama Islam, sehingga hasil tindakannya (Intelektual Rabbani) bangsa ini paling bertanggung jawab dalam pembangunan
  • Sejalan dengan perkembangan dunia yang semakin mengglobal. Peralihan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri yang digerakkan oleh ilmu dan teknologi yang berdampak pada pola pikir yang lebih rasional, menghargai waktu dan etos kerja.
*Tulisan ini sebenarnya dibuat untuk tugas mingguan mata kuliah Etika Muslim tentang "Pembaruan Pemikiran Islam" berdasarkan referensi buku dari dosen saya dan tak salahnya saya berbagi tulisan ini di blog. Semoga bermanfaat :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar