Rabu, 27 Februari 2013

Garda Terdepan Calon Pemimpin Massa Depan



Kita (Mahasiswa) adalah fase proses dalam sebuah system tatanan kehidupan bangsa. Jika proses ini berjalan eror, sudah bisa ditebak output yang dihasilkan seperti apa.

Mahasiswa akan terlibat dalam struktur social masyarakat dengan bekerja dibidangnya masing-masing setelah lulus. Ada mahasiswa yang berprofesi menjadi seorang dosen, professional, birorkrat, seniman, atau pun profesi lainnya yang berkesempatan memberikan kontribusi pada dalam perbaikan bangsa.
Pada massa pasca kampus, mahasiswa akan memasuki salah satu sector social profesi, yang dapat saya golongkan menjadi:

  • Sektor Public yang terdiri dari birokrat, PNS, TNI/POLRI, diplomat, dan sebagainya
  • Sektor Privat yang biasanya diisi oleh Professional seperti wirausahawan
  • Sektor Masyarakat yang terdiri dari LSM, social worker, yayasan, dan sebagainya
  • Sektor Akademik yang memutar roda perubahan sebuah bangsa dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi

Jadi dapat kita lihat, letak strategis dan vital mahasiswa sebagai elemen paling berpengaruh dalam perbaikan bangsa. Dengan demikian banyaknya mahasiswa yang memiliki keseimbangan antara fikriyah, jasadiyah, dan ruhiyah yang mengisi pos-pos ini maka secara bertahap mereka akan mampu meningkatkan kesejahteraan dan keadilan di masyarakat.

Di sisi lain, jumlah masyarakat yang bisa menikmati pendidikan di Indonesia semakin mengecil seiring dengan naiknya tingkat pendidikan. Dapat dilihat hanya saja sedikit saja masyarakat yang mampu meneruskan pendidikannya hingga ke level perguruan tinggi. Tahapan kampus ini adalah tahap peralihan dari seseorang yang masih berstatus pelajar menjadi seseorang yang mandiri. Dengan optimalnya perbaikan individu pada diri mahasiswa, ia diharapkan dapat membuat perubahandi tempat ia bersosialisasi. Kampus akan sangat menentukan bagaimana kondisi bangsa kedepan.

Ketika semua perguruan tinggi mampu melakukan perubahan masyarakat kampus secara optimal, maka konsekuensi logisnya adalah terbentuknya perbaikan bangsa. Namun jika dalam rangka perbaikan individu kampus gagal memberikan manfaat bagi mahasiswa, maka kegagalan masa depan bangsa tinggal menunggu waktu.

Bahwasanya ada satu permasalahan yang menjadi garis besar yaitu permasalahan akhlaq atau kaum cendikiawan biasa menyebutnya pendidikan karakter, dan ini rentan terjadi di kampus-kampus. Beruntun permasalahan akhlaq itu dibeberkan mulai dari merusak sarana fisik, menyalah gunakan KTM, titip absen, berbohong kepada orang tua, MIRASANTIKA, pelanggaran attitude, dan lain-lain. Jika ini tidak dibenahi, maka kampus-kampus yang ada akan menghasilkan intelektual-intelektual yang handal dibidangnya tapi tidak mempunyai moral.


Kepada Para Mahasiswa, Para Intelektual Bangsa….

Sebenarnya kita mempunyai solusi kawan, yaitu kembali keagama.
Salah seorang cendikiawan barat Prof. Arnold Toynbee mengatakan “Religion was essential for solving the most complicated problems of the individual and society (agama bersifat mutlak diperlukan untuk memecahkan berbagai masalah yang rumit, baik pribadi maupun social/kemasyarakatan)”

Dan Alfred Denning mengatakan “without religion there can be no morality, and without morality there can be no law (tanpa agama tidak mungkin ada moral, dan tanpa moral tidak mungkin ada hukum)”

So, kita terlalu dini untuk menampilkan dalil Al-Qur’an untuk menjelaskan peran agama dalam menjelaskan masalah ini, dua perkataan cendikiawan diatas sudah bisa kita analogikan, bahwa agama dalam perbaikan akhlaq merupakan solusi yang tidak bisa dielakkan.

Nah, sekarang yang kita tunggu adalah bagaimana peranan kita seharusnya sebagai mahasiswa yang notabene merupakan elemen penting yang nantinya mengisi pos-pos strategis mulai dari Sektor Akademik, Sektor Privat, Sektor Masyarakat, hingga Sektor Birokrat untuk berkontribusi dalam penyelesaian problematikadi negeri ini,  
bukankah kita garda terdepan dalam calon-calon pemimpin masa depan ???



*Referensi tulisan ini, berasal dari artikel “Pentingnya Peranan LDK (Lembaga Dakwah Kampus) dalam Mewarnai Kegiatan Kampus” yang dibagikan kepada kader-kader UKI Jama’ah Shohwatul Islam STMIK AMIKOM Yogyakarta pada saat Muktamar Madani Januari 2013

2 komentar: